Diri Dalam Benak
4:35 AM
Hmm…
apa kata yang tepat untuk mulai tulisan ini, semua begitu kosong dan membingungkan
disaat yang bersamaan, rasa kosong yang datang di malam yang tidak begitu menghibur,
membingungkan karena tidak ada bintang yang hadir untuk menemani menghabiskan malam
dengan secangkir kopi yang terasa begitu pahit, sangat berbeda dari pahit yang
biasanya, begitu sepi hingga suara jangkrik samar, asap yang menyesakkan paru
pun terasa berbeda dari biasa.
Apa ini, kenapa terasa begini,
begitu banyak pertanyaan datang melewati benak, ingin rasa nyaman jabarkan segala
rasa yang terkumpul dalam gelap, rindu yang membuat sesak, senyum pun tak lagi terlihat,
apa ini ganjaran dari seorang yang masih terlalu jauh dari benar, atau hanya spekulasi
yang terlalu banyak, juga terlalu skeptic dalam melihat segala sesuatu yang
membuat perasaan ini datang.
Ingin rasanya memulai kembali,
tapi tidaklah bisa karena belum adanya penyelesaian dari hal yang sebelumnya,
mereka bilang untuk lupakanlah sedih dalam masa lalu karena bisa membuat keterpurukan
yang dalam dan tidak bisa maju melihat kedepan, tidak salah namun apakah itu caranya
menghadapi dunia, hadapi dengan cara melupakan dan meninggalkan masalah?, atau
dengan menghadapi serasa mempelajari masalah itu untuk jadi bahan rujukan untuk memperbaiki diri?, hidup adalah pilihan, kawan, pilihlah langkah terbaikmu untuk memilihnya.
Kadang rasa yakin tidak
bisa datang, rasanya ingin menyerah, namun apa itu rasa yang datang unuk memberitahu
itu yang harus dilakukan?, atau itu hanya setan yang sedang menggoda untuk membuat
menyerah?, terlalu banyak pertikaian dalam diri untuk menentukan pilihan,
benar adanya kalau hidup adalah ujian, dan kematian adalah tujuan, cita-cita dan
kasih hanyalah dorongan, rengkuh dan teguklah rindu dan semangat, karena hanya itu
yang membuat seseorang percaya bahwa ada banyak acara yang baik untuk menggapa
tujuan tersebut itu ada.
Saat senyum tidak lagi bisa
membuat hati membaik, dan tawa tak lagi sama, saat itulah rasa dalam benak datang
untuk membuat kita percaya bahwa selalu ada ujung dari tiap persoalan yang
datang dalam hidup, jika bisa memulai pasti bisa mengngakhirinya, karena semuanya
berpasangan, mulai berkawan dengan akhir, akhir tak selamanya baik, tapi memulai
juga tidak selamanya sulit. karna keinginan, jadi yakinlah pada diri sendri bahwa
sejauh mata melihat, dan kaki melangkah apa saja hal baik yang telah di lakukan
sebelum akhir datang tanpa di kehendaki.
Pernah terasa bahwa semua
itu hanyalah dongeng, cerita, legenda, semua yang di lakukan tidak dapat dipercaya
saat diceritakan, terasa terlalu hebat dan sempurna untuk benar terjadi, namun tidaklah
ada yang bisa membuktikan selain ingatan indah dalam benak, biarkan orang
berkata apa, karena diri tau apa yang harus sebenarnya ditakuti dalam hidup,
bukan orang orang yang suka menghakimi orang lain yang harusnya ditakuti, tapi coba
di fikirakan bagaimana jadinya kita di depan sang pencipta, sudahkah banyak kebaikan
yang dilakukan, atau masih terlalu banyak keburukan yang dilakukan? mulailah intropeksi
diri kawan.
Tapi hidup masih terus berlanjut
tanpa menunggu seseorang siap, yakinkanlah dalam benakmu untuk selalu berbuat baik,
kapan saja, dimana saja, dan pada saat apapun, karena ujian selalu datang tanpa
tau keadaan, buatlah diri siap untuk segala sesuatu yang akan terjadi, karena anak
kecil yang lugu sekalipun tidaklah bisa ditebak saat dewasa nanti akan jadi siapa?,
semuanya dimulai dari diri sendiri, jangan pernah salahkan orang lain atas kejadian
yang terjadi pada diri, karena nanti dihari pembalasan, saat semuanya diperhitungkan
oleh sang pencipta dan masih terlalu banyak keburukan yang telah dilakukan, dan
keluarlah perkataan bahwa ‘melakukan keburukan tersebut karena digoda sang
satan’ itu pun tidak bisa menolong, karena setan akan bicara bahwa menggoda itu
memang tugasnya dan yang mudah tergoda berarti mebuktikan bahwa memang diri masih
terlalu jauh dari sang pencipta.
Berbagai perspektif bermunculan
saat membicarakan hal yang diluar nalar, karena tidak ada standard pasti bagaimana
cara mengukur kebaikan atau keburukan seseorang,
yaa.. tapi tidak susah sepertinya
untuk mengukur diri, karena yang kenal diri kita hanyalah diri sendri, dan yakinlah
dalam benak untuk menjadi hakim yang objektif dalam menilai diri sendri, agar
datang kejujuran dari hati untuk menjadi diri yang lebih baik lagi.
Gunung yang kokohpun akan
tetap runtuh, samudera yang luas dan penuh air pun akan kering jika sang
pencipta menghendakinya, jadi tidak ada waktu sebenarnya untuk menyombongkan diri
saat hidup didunia yang segalanya fana ini, cukup mempertanyakan orang lain,
karena terlalu menghabiskan waktu, mulailah memperbaiki diri, waktu tak bisa terulang,
jangan buang waktu untuk hal yang mudarot, carilah selalu faedah dalam hidup ini,
raihlah kedamaian hati yang dicari tiap manusia, dekatkanlah diri kepada Tuhan
yang mahaEsa.
Detik terus berjalan,
rasanya sesaat terfikir untuk menghentikannya, namun apadaya diri yang tidak bisa
melakukan apapun tanpa kehendak-Nya, berdoa, memohon, meminta, apakah sudah cukup
pujian yang diberikan kepada-Nya hingga begitu yakin yang dimintanya akan diberikan
?
Begitu banyak yang kita
minta, hingga lupa, seberapa sedikit yang kita beri, seberapa rendah diri yang
tak pernah berjuang dijalan-Nya walau hanya sekedar dengan bangga mengatakan kepada
orang lain untuk berhenti melakukan hal buruk, walau itu adalah orang terdekat,
bahkan itu adalah orang terkasih.
Begitu congkak diri hingga
muncul rasa keyakinan bahwa akan masuk tempat terbaik nanti dikehidupan kedua,
sudahkah benar yang dilakukan? hingga terasa begitu yakin akan seperti argumentnya? ingatlah bahwa hal yang dilakukan dari hal kecil hingga hal besar
segalanya terhitung nanti, muncul rasa untuk memperbaiki diri, namun rasa takut
terlambat yang juga begitu, besar perlu diingat bahwa adanya kata terlambat karna
diinginkan oleh pikiran, jadi tolong berdamailah dengan diri sendri dan mulai berfikir
bahwa tidak ada yang namanya terlambat untuk memperbaiki diri.
Jatuhnya air mata tidak
selamanya buruk, bukan menandakan kelemahan seseorang tapi lebih membuat terlihat
bahwa seorang tersebut memiliki hati atau rasa dan tidak hanya mementingkan ego
juga logika saat menentukan pilihan atau melangkah kedepan, ingatlah bahwa langit
akan selalu ada disitu menunggu hari untuk memeluk bumi di hari pembalasan nanti,
dan siapkanlah diri untuk menghadapi hari tersebut.
Writer: Farhan Ali
Writer: Farhan Ali
0 comments